Thursday, December 09, 2010

Aneka Humor part 5

1. Sikat Gigi

BERGEGAS seorang ibu pergi ke kamar mandi karena mendengar balitanya menangis. Ternyata si anak menangis karena sikat giginya kecebur ke lubang WC. Cepat-cepat si ibu mengambilnya, lantas membuangnya ke tempat sampah di dapur disaksikan balita yang mengikutinya.

Setelah sikat gigi dibuang, si anak berlari lagi ke kamar mandi, Tak lama kemudian ia muncul lagi sambil membawa sikat gigi ibunya, "Mama. Kalau begitu, sikat gigi Mama pun harus dibuang. Tiga hari lalu sikat ini jatuh ke lubang WC," kata si anak.


2.Perlu Dicat

SEORANG pasien selama hampir dua puluh lima menit dibiarkan tergeletak di ranjang tanpa di sentuh sedikit pun oleh psikiater.

Akhirnya pskiater itu datang ke ranjang pemeriksaannya dan bertanya, "Apakah ada sesuatu yang mau Anda sampaikan?"

"Ya, ada Dok. Saya rasa langit-langit kamar ini sudah perlu dicat."


3. Kondisi

"DOKTER! tolonglah saya, saya kehilangan memori. Saya dahulu adalah pengusaha sukses. Tetapi, sejak memori saya hilang, saya kehilangan segalanya. Saya ditinggal keluarga saya karena lupa nama anak istri saya.
Saya lupa nama relasi bisnis saya. Saya tidak ingat lagi bahwa saya sudah lima hari tidak pulang ke rumah. Saya tidak ingat lagi berapa uang yang saya miliki, pokoknya semuanya semakin memburuk. Dokter tolonglah saya, Dokter," kata seorang lelaki kepada psikiater.

"Baik saya akan coba tolong, sudah berapa lama Anda mengalami kondisi seperti ini?" tanya dokter.

"Kondisi? Apa itu kondisi?" kata si lelaki.


4. Anak Jujur

PADA sore hari si Udin kepergok Pak Wawan pemilik kebun rambutan di sebelah timur desa, lalu Pak Wawan bilang, "Dasar kamu mungkin selama ini setiap kali saya panen saya kehilangan banyak rambutan, jadi pelakunya kamu?"

Dengan ketakutan si Udin menjawab, "Maaf Pak, saya selama ini cuma ngambil rambutan yang jatuh, tetapi di atas Bapak saya yang ngarungin".


5. Calon Pembantu

SEORANG Wanita sedang mewawancarai calon pembantu rumah tangganya yang baru,
Calon pembantu itu diminta menceritakan pengalaman kerjanya selama ini dan menunjukkan referensi yang dimilikinya,

"Sayang sekali, Bu. surat keterangan bekerja dari keluarga presiden sudah hilang. Tetapi, saya masih menyimpan beberapa buah sendok sebagai bukti saya pernah bekerja di sana," ungkap calon pembantu itu.


6. Rabun

KARYO yang sudah agak rabun penglihatannya jalan-jalan ke kebun binatang.
Sampailah ia di depan kandang beo. Berhubung belum pernah melihat beo, dia pun mendekatkan kepalanya ke kandang.

"Ngapain kamu dekat-dekat?" kata si beo yang rupanya sudah mahir berbicara.

"Oh maaf, saya kira bapak ini seekor burung!" jawab Karyo sambil buru-buru meninggalkan kandang burung.


7. Ikan Paus

DUA orang nelayan dan temannya sedang memperhatikan seekor ikan paus yang mati terdampar.

"Kasihan nasib ikan paus itu, dia mati terdampar di pantai ini," ujar salah satu nelayan.

"Yang lebih kasihan orang yang gali kuburnya," sambung nelayan satunya lagi.


8. "Starring"

Paijem selalu pergi meninggalkan TV tiap kali ada film barat.
Majikannya heran melihat tingkahnya itu.

"Kenapa kamu selalu pergi tiap ada film barat?" tanya majikannya

"Bosan Bu. Habis tiap film pemainnya selalu si "Starring".


9. Pendirian

DUA orang kenalan bertemu setelah beberapa tahun tidak jumpa.

"Berapa umurmu sekarang?"

"Empat puluh tahun."

"Lho, ketika kita bertemu dua tahun yang lalu Anda bilang empat puluh tahun?"

"Ya itulah buktinya saya seorang yang punya pendirian!"


10. Dua Jam

Di ruang praktik dokter, seorang pria bertanya pada dokternya.

"Dokter. Bagaimana tanda-tanda ketuaan itu?"

"Tandanya jika Anda butuh waktu dua jam untuk memakai pakaian, dan dua jam
untuk mengingat mengapa Anda memakai pakaian!"


11. Bang Sat

SEORANG anak menghampiri ibunya sambil menangis.

Ibu : "Kenapa kamu nangis Nak?"

Anak: "Abis dipukul abang (kakak) Bu.."

Ibu : "Memangnya kamu berbuat salah apa?"

Anak: "Aku hanya panggil namanya, dia langsung marah katanya cara aku memanggilnya tidak sopan."

Ibu : "Coba kamu panggil abangmu."

Anak: "Bang Sat!" (Nama abangnya Satino).


12. Mainan

"BANG harga mainan itu berapa?" tanya Badri.

"Harganya Rp 10.000,00 Dik. Memang kamu punya uangnya?"

"Punya Bang," jawab Badri.

"Kalau begitu jadi beli apa tidak?"

"Jadi dong Bang. Nih uangnya."

"Lho uangnya kok uang mainan."

"Lha saya juga beli mainan masak harus bayar pake uang asli."

Abang penjual mainan pun bengong.