Thursday, November 25, 2010

Management Lesson

Lesson One
An eagle was sitting on a tree resting, doing nothing.
A small rabbit saw the eagle and asked him, "Can I also sit like you and do nothing?"
The eagle answered: "Sure, why not."
So, the rabbit sat on the ground below the eagle and rested.
All of a sudden, a fox appeared, jumped on the rabbit and ate it.

Management Lesson
To be sitting and doing nothing, you must be sitting very, very high up.

Aneka Humor part 4

ABIS JALAN-JALAN

Karena merasa ongkos tidak sesuai dengan tarif, sopir angkot Sewot lalu bertanya kepada penumpangnya.
SOPIR :"Mas,dari mana." (Penumpang yang ditanya enggak sadar kalo ongkosnya kurang) PENUMPANG :"Biasa pak habis jalan ama temen-temen." (sambil berlalu).


ANGKA SIAL
Dua orang perampok sedang asik beraksi di sebuah apartemen ketika tiba-tiba terdengar sirene mobil polisi.
Perampok 1: "Hey, ada polisi! Ayo cepetan lompat jendela!"
Perampok 2: "Hah!!!...Tapi kita ada di lantai 13!"
Perampok 1: "Jadi elu percaya angka 13 itu sial? Udah deh, ayo lompat!
Kita nggak ada waktu lagi buat ngurusin tahyul begituan!"
Perampok 2: ??#$!!


KONTRAS

Seorang anak kecil ikut ibunya menghadiri sebuah upacara perkawinan.
Suasana tersebut merupakan pengalaman baru bagi gadis cilik itu.
Suatu ketika, si gadis cilik bertanya pada ibunya, "Mama, kenapa sih pakaian pengantin itu berwarna putih?" Sambil tersenyum lembut, si ibu menjawab, "Karena warna putih adalah lambang suka cita. Itu berarti hari ini merupakan hari paling bahagia selama hidupnya."
Si gadis cilik diam dan berpikir sejenak.
Kemudian ia bertanya lagi, "Lalu kenapa pengantin laki-laki memakai pakaian hitam?"


CARI GRATISAN

Seorang pembeli hendak membeli buah buahan dan berdebat dengan pedagang buah.
Pembeli : " Berapa harganya jeruk sekilo? "
Pedagang : " 7500 rupiah saja pak "
Pembeli : " Terlalu mahal,bagaimana kalau 5000 saja, saya beli 5 kilo "
Pedagang : " O . . tidak bisa, terlalu murah "
Pembeli : " Tapi manis enggak "
Pedagang : " Di jamin manis . . deh "
Pembeli : " Kalau enggak manis gimana "
Pedagang : " Enggak usah bayar "
Pembeli : " Ya sudah . . yang enggak manis aja 10 kilo "
Pedagang : " ? ???????. "

Wednesday, November 24, 2010

Aneka Humor part 3

Kamar 27

Seorang pria menelepon sebuah rumah sakit jiwa dan menanyakan kepada petugas di resepsionis apakah kamar no. 27 ada pasiennya. Petugas tersebut lalu memeriksa kamar tersebut, dan segera kembali ke pesawat telepon, memberitahu pria tersebut kalau kamar no. 27 itu kosong.
"Bagus sekali!" kata si pria. "Itu berarti aku sudah betul-betul berhasil melarikan diri!"


Merangkak
Anto : Semalam kamu berantem dengan istrimu???
Bento : Ya... benar.... Tapi sudah selesai, saya yang menang!
Ia merangkak persis di hadapanku sambil merengek.
Anto : Oh... Ya...Dia merengek apa???
Bento : Dia merengek, "HAI PENGECUT, KELUAR KAU DARI KOLONG
RANJANG!!!"


Saya ayah korban

Seorang wartawan sedang meliput peristiwa kecelakaan di dekat kebun binatang. Karena banyak orang yang mengerumuni lokasi kecelakaan, sehingga wartawan tersebut tidak dapat menerobos untuk melihat korban dari dekat. Wartawan tersebut dapat ide.
"Minggir-minggir semua, saya ayah korban!" ia berseru. "Saya minta jalan, saya ayah korban." Benar saja.....kerumunan itu membiarkan dia lewat. Semua mata terarah kepada wartawan tersebut. (wartawan GR, dalam hati: "Berhasil juga nih!!!). Ketika sampai di tengah kerumunan, ia terpana melihat SEEKOR ANAK MONYET tergeletak tak berdaya.


Nama Ibukota

Guru : Anton, apa nama ibukota Thailand ?
Anton: Bangkok , Pak!
Guru : Bagus! Sekarang kamu, Yuli! Apa ibukota Rusia?
Yuli : Moskow, dong!
Guru : Good! Coba, kamu Andi! Apa ibukota Peru ?
Andi : Lima , Pak!
Guru : Sebutkan satu persatu!


Janji bertemu

Seorang Guru tertidur di depan kelas, ketika terbangun ia menyuruh murid-muridnya bubar. "Tadi saya sudah berjanji dengan Pangeran Charles untuk bertemu di dunia mimpi", demikian alasannya.
Keesokan harinya, ternyata ada seorang murid tertidur di kelas itu. Sang guru membangunkannya dengan pukulan tongkat dan membentak, "Beraninya kamu tiduran di kelas!"
"Saya juga punya janji untuk bertemu dengan Pangeran Charles, Pak Guru," jawab murid itu.
"Baiklah, apa yang dikatakan Pangeran Charles kepadamu?" tanya Pak Guru.
"Ia berkata, aku tak bertemu dengan gurumu kemarin."


Lima Kali Seminggu

Seorang karyawan sebuah perusahaan merasa sangat gembira setelah mendapatkan kabar bahwa ia terpilih untuk mewakili perusahaanya guna mengikuti suatu seminar di luar negeri. Setibanya di lokasi seminar, para peserta seminar diberi lembar isian oleh panitia yang isinya tentang biodata peserta.
"Saudara sekalian, tolong isi biodata anda guna keperluan penerbitan sertifikat setelah seminar ini selesai".
"Silahkan saudara saudara mengisi pada kolom yang tersedia sesuai dengan jawaban anda masing masing".
Dengan tenang sang karyawan tersebut mengisi kolom demi kolom sampai selesai dan mengembaikannya pada panitia. Sambil menunggu beberapa peserta lain yang masih mengisi lembaran biodata, sang karyawan yang sedang penasaran mencoba bertanya kepada rekan di sebelahnya dari Inggris yang juga sudah selesai mengisi lembarannya,
"Apa yang anda isikan pada kolom sex, tadi?"
Dengan bingung si Inggris menjawab "Tentu saja saya isi MALE, emangnya anda mengisi apa?"
"5 times a week", jawab karyawan tersebut.


Merasa Lebih Berani

Suatu malem ada seorang preman yang pergi ke dokter gigi untuk mencabut gigi grahamnya yang bolong. Badannya si preman sich gede tapi dia paling takut sama jarum suntik. Waktu si dokter mau menyuntik, si preman berujar, "Dok, tolong jangan disuntik, saya takut dok!". Mengetahui sang pasien takut lalu sang dokter menawarkan segelas bir untuk diminum si preman agar rasa takutnya bisa berkurang. Lalu si dokter berkata, "Bagaimana, anda sudah lebih berani sekarang?".
Si preman menjawab, "Benar, sekarang saya merasa lebih berani. Siapapun yang menyentuh gigi saya akan tau akibatnya..."


Kamar Pak Yakub

Seorang kakek memasuki sebuah apartemen. Di pintu masuk ia bertemu seorang anak. "Nak, apakah engkau tahu kamar dimana Pak Yakub tinggal?" tanya sang kakek kepada anak tersebut.
Dengan ramah anak itu menjawab, "O, tau Kek! Mari saya antarkan."
Anak itu pun mengajak kakek itu naik tangga menuju lantai 10 dan membawanya ke depan kamar pak Yakub.
"Ini Kek... kamar apartemen Pak Yakub."
Dengan napas yang masih tersengal-sengal sang kakek mengetuk pintu berkali-kali tetapi tidak ada jawaban.
"Nak, sepertinya Pak Yakub tidak di rumah ya?"
"Betul Kek, Pak Yakub sedang menunggu tamunya di lantai satu."

Menerobos Lampu Merah

Dari kejauhan, lampu lalu-lintas di perempatan itu masih menyala hijau.
Jack segera menekan pedal gas kendaraannya. Ia tak mau terlambat. Apalagi
ia tahu perempatan di situ cukup padat sehingga lampu merah biasanya
menyala cukup lama. Kebetulan jalan di depannya agak lenggang. Lampu
berganti kuning. Hati Jack berdebar berharap semoga ia bisa melewatinya
segera. Tiga meter menjelang garis jalan, lampu merah menyala. Jack
bimbang, haruskah ia berhenti atau terus saja. "Ah, aku tak punya
kesempatan untuk menginjak rem mendadak," pikirnya sambil terus melaju.

Prit! Di seberang jalan seorang polisi melambaikan tangan memintanya
berhenti. Jack menepikan kendaraan agak menjauh sambil mengumpat dalam
hati. Dari kaca spion ia melihat siapa polisi itu. Wajahnya tak terlalu
asing. Hey, itu khan Bob, teman mainnya semasa SMA dulu. Hati Jack agak
lega. Ia melompat keluar sambil membuka kedua lengannya.

"Hai, Bob. Senang sekali ketemu kamu lagi!"
"Hai, Jack." Tanpa senyum.
"Duh, sepertinya saya kena tilang nih? Saya memang agak buru-buru. Istri
saya sedang menunggu di rumah."
"Oh ya?" Tampaknya Bob agak ragu.
Nah, bagus kalau begitu. "Bob, hari ini istriku ulang tahun. Ia dan
anak-anak sudah menyiapkan segala sesuatunya. Tentu aku tidak boleh
terlambat, dong."
"Saya mengerti. Tapi, sebenarnya kami sering memperhatikanmu melintasi
lampu merah di persimpangan ini."
O-o, sepertinya tidak sesuai dengan harapan. Jack harus ganti strategi.
"Jadi, kamu hendak menilangku? Sungguh, tadi aku tidak melewati lampu
merah.
Sewaktu aku lewat lampu kuning masih menyala." Aha, terkadang berdusta
sedikit bisa memperlancar keadaan.
"Ayo dong Jack. Kami melihatnya dengan jelas. Tolong keluarkan SIMmu."
Dengan ketus Jack menyerahkan SIM lalu masuk ke dalam kendaraan dan menutup
kaca jendelanya. Sementara Bob menulis sesuatu di buku tilangnya.

Beberapa saat kemudian Bob mengetuk kaca jendela. Jack memandangi wajah Bob
dengan penuh kecewa. Dibukanya kaca jendela itu sedikit. Ah, lima centi
sudah cukup untuk memasukkan surat tilang. Tanpa berkata-kata Bob kembali
ke posnya. Jack mengambil surat tilang yang diselipkan Bob di sela-sela
kaca jendela. Tapi, hei apa ini. Ternyata SIMnya dikembalikan bersama
sebuah nota. Kenapa ia tidak menilangku. Lalu nota ini apa? Semacam guyonan
atau apa? Buru-buru Jack membuka dan membaca nota yang berisi tulisan
tangan Bob.

Halo Jack,
Tahukah kamu Jack, aku dulu mempunyai seorang anak perempuan. Sayang, Ia
sudah meninggal tertabrak pengemudi yang ngebut menerobos lampu merah.
Pengemudi itu dihukum penjara selama 3 bulan. Begitu bebas ia bisa bertemu
dan memeluk ketiga anaknya lagi. Sedangkan anak kami satu-satunya sudah
tiada. Kami masih terus berusaha dan berharap agar Tuhan berkenan
mengkaruniai seorang anak agar dapat kami peluk. Ribuan kali kami mencoba
memaafkan pengemudi itu. Betapa sulitnya. Begitu juga kali ini. Maafkan aku
Jack. Doakan agar permohonan kami terkabulkan. Berhati-hatilah.
Bob.

Jack terhenyak. Ia segera keluar dari kendaraan mencari Bob. Namun, Bob
sudah meninggalkan pos jaganya entah kemana. Sepanjang jalan pulang ia
mengemudi perlahan dengan hati tak tentu sambil berharap kesalahannya
dimaafkan.

Tak selamanya pengertian kita harus sama dengan pengertian orang lain. Bisa
jadi suka kita tak lebih dari duka rekan kita. Hidup ini sangat berharga,
jalanilah dengan penuh hati-hati.